Banyak modus untuk melampiaskan sebuah kecengengan ketika
kesulitan demi kesulitan itu menghampiri dan solusi sulit di cari.
Entah dengan kata –
kata sebagai berikut :
- Maaf saya lagi butuh uang.
- Saya mau keluar kota gak ada yang ngurus.
- Kok gak ada perubahan ya?
- Kok gak bunyi - bunyi ya?
- Kok gak nelur – nelur ya?
- Kok gak ngisi ya…?Dan semisalnya
Mungkin ada yang
mengatakan “itu realitanya pak”, maka kita katakan “ oke kalau itu memang
sportif”
Tapi kalau terulang ke
dua kali atau ke tiga maka cukup “ ini sebuah realita mas…”
Maka jika mental ini
tertanam di kita maka siaplah kawan – kawan kita akan membikin jarak dengan
kita bukan karena kekakuannya dan keatasanya, ,tapi kali ketiga kita berbuat
demikian padanya.
Kitalah yang membikin
jarak, hingga pada akhirnya dalam kesendirian, hanya berteman kecengengan, dan
pada akhirnya ketika kejenuhan itu muncul maka kecengengan akan mensirnakan
semua impian dan menghancurkan cita – cita.
Penulis : Bp H. Ady
Jaya
Editor : Rudi